Slide

27 November 2009

Bayi 21 Bulan Jago Berenang

7 September 2009

bayijagoberenang.ananova.DLMChina – Entah patut diacungi jempol atau harus dikasihani. Sejak berusia 4 bulan, bayi asal China ini telah diajari berenang. Hasilnya, kini dalam usia 21 bulan, Xiao Xingwa, akan menggelar debut perdananya sebagai perenang profesional.

“Xingwa sangat suka dengan air dan dapat melakukan berbagai aksi di air. Ia merasa air seperti rumahnya sendiri hingga terkadang ia sampai tertidur di kolam,” ujar kakek Xingwa, Wang, seperti dilansir Ananova.

Xingwa hidup bersama kakeknya di daerah Pantai. Orang tuanya tengah berada di Prancis untuk bekerja. Sejak berusia 4 bulan, Wang telah mengajari bayi itu berenang.

Pada awalnya, sang kakek melatihnya di laut yang dipercayanya juga baik bagi perkembangan sang cucu. Namun hal itu tidak berlangsung lama, sebab banyak orang yang menduganya melakukan tindak kekerasan terhadap Xingwa. Bahkan, ia sempat dilaporkan ke polisi.

“Akhirnya putri saya mengirimkan satu set peralatan kolam renang rumah yang dapat saya buat di ruang istirahat. Sehingga sekarang ia dapat berenang setiap hari,” jelas Wang.

Xinwang kini telah menjadi perenang profesional di China. Rabu (9/9), ia akan memperlihatkan kehebatannya di depan umum di resort laut Dongshan. Tiket penampilan perdananya itu telah habis terjual.

Sumber: Detik


Perubahan Kotak Rokok di Malaysia dan Thailand

31 Agustus 2009

kotakrokok

Dua bulan terakhir ini saya perhatikan ada sesuatu yang lain di tampilan hampir semua rokok yang masuk Malaysia. Ya, kotak-kotak itu telah berubah wujud menjadi sesuatu yang agak menakutkan bagi orang-orang tertentu. Pemerintah Malaysia telah meletakkan gambar-gambar akibat dari perokok akut pada kotak depan rokok-rokok tersebut. Ternyata setelah membaca tentang masalah itu, Pemerintah Thailand juga telah memberlakukan perkara serupa kepada produsen-produsen rokok. Contoh beberapa kotak rokok tersebut.

rokok3en9hf1

Saya kurang tahu keberkesanan cara pemerintah Malaysia dan Thailand tersebut. Karena teman-teman saya yang merokok mereka tidak terlalu memperdulikan gambar-gambar mengerikan tersebut. Bahkan ada yang berkata lebih kurang seperti berikut

Hayahhh… tak nak aku tengok gambar-gambar ni. Bukak kotak ambik rokok dah simpan balik kotak tu ke kantong ~ Mr x

Dan setelah membaca-baca forum sebelum melakukan posting ini juga banyak yang merasa keberkesanan cara itu kurang ampuh.

Pendapat saya pribadi

Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Malaysia dan Thailand itu sudah cukup baik. Karena paling tidak pemerintah peka dan ingin mengajak, memberitahu masyarakat bahwa rokok itu sangat berbahaya. Karena walaupun para perokok tetap saja merokok, tapi diharapkan mereka akan semakin sadar, sedangkan yang baru akan mulai merokok merasa miris melihat gambar itu dan membatalkan niatnya. Alhamdulillah.

Walau emang sakit dan ajal itu ditangan Allah swt. Tetapi manusia selalu diberikan pilihan ke kiri atau kekanan. Apa salahnya kalau kita melakukan sesuatu yang baik bagi diri kita sendiri dan ummat manusia. Karena seperti yang kita ketahui bersama, perokok pasif dapat menerima racun yang lebih banyak daripada perokok aktif. Jadi kalau perokok aktif berkurang, maka tentunya perokok pasif akan juga berkurang. Perokok pasif akan menerima racun seperti di bawah ini berbanding dengan perokok aktif

  • 2 kali lipat nikotin
  • 3 kali lipat tar
  • 5 kali lipat karbon monoksida
  • 50 kali lipat bahan kimia berbahaya

Nah. Pemerintah Indonesia setidaknya juga boleh mencontoh langkah yang dilakukan dua negara tetangga tersebut, plus beberapa hal lain yang saya anggap perlu. Antara lain:

  • Sosialisasi sejak dini kepada siswa-siswa sekolah dan masyarakat umum. Sekarang ini sudah berjalan, tapi dapat lebih ditingkatkan lagi.
  • Peraturan mengenai larangan merokok di tempat-tempat umum lebih diperketatkan. Kalau ada yang melanggar langsung dihukum berat tanpa ampun. Dan penyediaan tempat-tempat khusus merokok harus diadakan bagi tempat yang dianggap rawan tempat orang berkumpul.

Busyet, Perempuan Tunisia Mengandung 12 Bayi

30 Agustus 2009

1942239pGHAFSA, KOMPAS.com – Seorang perempuan di Tunisia memecahkan rekor karena mengandung 12 bayi kembar, demikian laporan media setempat.

Perempuan itu, seorang guru yang tak disebutkan namanya, diperkirakan hamil enam bayi laki-laki dan enam perempuan. Ia hamil 12 bayi kembar setelah menjalani perawatan kesuburan menyusul sejumlah keguguran.

Dr Mark Hamilton, dari British Fertility Society, mengkonfirmasi kehamilan luar biasa di Ghafsa, Tunisia, mungkin saja, tapi mengandung resiko yang sangat besar.

Perempuan tersebut, yang akan memerlukan pemantauan medis terus-menerus, dilaporkan memberitahu para dokter bahwa ia merasa sehat.

“Saya merasa sangat sehat dan sangat ingin memeluk keenam bayi laki-laki dan enam bayi perempuan kami,” demikian dikatakan kepada media setempat.

Sang ayah, yang hanya disebut dalam laporan itu bernama Marwan, mengaku istrinya ingin melahirkan secara alamiah, tapi banyak ahli medis mengatakan itu takkan mungkin.

Nadya Suleman dari Bellflower, California, saat ini memegang rekor sebagai pemilik bayi kembar yang hidup paling lama dalam sejarah. Nadya memiliki delapan bayi kembar.

Selain itu, juga ada May Nuala Conway, 26, asal Dunamore, di Co Tyrone, yang melahirkan kembar enam, empat perempuan dan dua laki-laki. Namun sayang, satu anaknya perempuan kemudian meninggal dunia.


Takut Tembakan dan Bom, Sumadi Sembunyi di Tower

9 Agustus 2009

3448507pKOMPAS.com — SUMADI (39) ikut direpotkan oleh aksi penyerbuan tim Densus 88 Anti-Teror terhadap rumah yang diduga sebagai tempat persembunyian Noordin M Top. Dia sempat mengungsi di sebuah tower di atas bukit, dan di rumah seorang kerabatnya.

Bapak tiga anak, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dan pembuat keranjang wadah tembakau, itu sedang merumput di bukit di atas rumah Djahri (atau Muzahri) ketika tim Densus 88, Jumat (7/8) sore, menyerbu rumah yang diduga menjadi persembunyian Noordin. Di bukit di Dusun Beji Jurang RT 01 RW 07, Kelurahan-Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jateng, inilah Sumadi mendengar serangkaian suara ledakan.

Sumadi yang mencari rumput untuk makanan kambing bersama sang istri, Tri Sutriati (37), tidak tahu bahwa suara ledakan itu berasal dari rentetan tembakan peluru dan bom-bom berkekuatan rendah. “Saya kira suara long (petasan buat sendiri) yang disulut untuk mengusir burung,” katanya, ketika ditemui di rumahnya, yang terletak tak jauh dari rumah Djahri, Sabtu (8/8) sore.

Sumadi mulai mendengar suara-suara keras tersebut pada pukul 15.30 WIB, dan dua jam kemudian baru tahu bahwa sumbernya ternyata senapan dan bom—bukan petasan. Ia pun menjadi ketakutan, sehingga lari bersembunyi di tower milik operator telepon seluler di bukit tersebut.

“Karena takut kena tembakan, saya dan istri ndhelik (bersembunyi) sampai jam 21.30 malam. Sesudah itu kami turun dari bukit, mencari jalan memutar, kemudian mengungsi di rumah seorang kerabat yang rumahnya jauh dari rumah saya ini, tapi di wilayah RT yang sama,” jelasnya.

Tiba di rumah kerabat tersebut bukan berarti pasangan suami-istri ini bisa bernapas lega. Pasalnya, tiga anak mereka—plus nenek dan ibu Sumadi—masih berada dalam rumah Sumadi, tak jauh dari kediaman Djahri. Maka, sepanjang Jumat (8/8) malam setelah pukul 21.30 WIB itu mereka sama sekali tak bisa memicingkan mata.

“Sampai akhirnya tadi (Sabtu) pagi jam 06.00 saya pulang ke rumah untuk mengajak anak-anak, simbok dan mbah saya mengungsi. Ternyata, saat saya sampai di rumah, mereka sudah tidak ada karena telah lebih dulu mengungsi ke rumah tetangga,” ucapnya.

Sumadi baru benar-benar lega dan tenang, Sabtu (8/8) siang. Itulah saat Densus 88 menghentikan operasi penyerangan ke rumah Djahri sesudah menembak mati pria yang diduga Noordin M Top, gembong teroris yang paling dicari di Indonesia.

Perasaan serupa dirasakan Ketua RT 01 RW 07 Beji Jurang, Sukarjo alias Siran. Ditemui terpisah, pria berusia 42 tahun ini mengatakan, dirinya sempat merasa ketakutan tatkala mengetahui polisi menembaki rumah Djahri demi memburu gembong teroris asal Malaysia. “Yang stres bukan hanya saya, melainkan juga banyak warga saya. Sekarang sudah mulai ndak stres,” ujarnya, kemudian tertawa, Sabtu (8/8) sore.

Bapak satu anak yang juga kakek seorang cucu ini mengaku tak menyangka bahwa kampungnya ternyata menjadi tempat persembunyian teroris. Mengenai rumah yang diduga dipakai bersembunyi Noordin M Top tersebut, Sukarjo menjelaskan bahwa rumah Djahri didirikan oleh pemiliknya sekitar enam tahun silam.

***

RUMAH Djahri—seperti halnya banyak rumah di desa—merupakan rumah sederhana. Rumah yang menghadap ke utara ini terletak di mulut sebuah petigaan, dekat persawahan padi dan tembakau. Di belakang rumah terdapat sebuah bukit, yang oleh warga setempat biasa disebut sebagai Gumuk (gundukan tanah) Kleben.

Jika dilihat dari arah timur, jauh di belakang bagian utara rumah itu terlihat samar-samar Gunung Sumbing. Lingkungan rumah ini terasa sejuk dan segar. Apalagi, hawa di Temanggung—termasuk Beji—terkenal dingin.

Maka, siapa menyangka bahwa lingkungan yang adem seperti itu ternyata menyimpan masalah panas: menjadi tempat menampung seorang tersangka teroris. “Saya dan banyak warga juga tidak menyangka. Karena itulah kami kaget, dan stres,” tegas Sukarjo.

Sumadi pun mengatakan hal senada. “Tentu saja saya tidak menyangka sejauh itu, bahwa ada rumah tetangga jadi masalah besar seperti ini. Makanya waktu Jumat sore kemarin itu saya kira yang saya dengar suara petasan, bukan peluru,” ucapnya.

Warga lain, Ny Marimah (53), berkomentar tak jauh berbeda. “Selama ini Pak Djahri dan istrinya, Bu Endang, dikenal senang bergaul, tidak menutup diri. Saya heran kok ternyata muncul masalah seperti ini dalam keluarga mereka,” tegas wanita yang membuka warung makan dan sembako ini.

Lalu, bagaimana komentar pejabat tertinggi di Kabupaten Temanggung, yaitu Bupati Hasyim Efendi? Tentu saja tidak berbeda dengan mayoritas warganya: kaget, heran, sekaligus menyesalkan.

“Benar-benar mengejutkan. Secara umum kan masyarakat di Kabupaten Temanggung ini hidupnya tenang dan juga masih relatif tradisional,” papar bupati, ketika ditemui di sela-sela memantau kegiatan Densus 88 Anti-Teror di salah satu wilayahnya itu.

Hasyim Efendi menegaskan, hanya kebetulan bahwa sejumlah teroris ternyata memilih wilayah Temanggung sebagai tempat bersembunyi. Adapun mengenai alasan mereka memilih Temanggung menjadi tempat persembunyian, menurut Bupati, hanya para teroris itulah yang mengetahui alasannya. “Mereka tentunya memilih faktor-faktor yang tidak kita ketahui,” tegasnya.

Meski Beji telah menjadi tempat persembunyian tersangka teroris, Hasyim tak mau bila kabupatennya disebut sebagai kabupaten yang rawan teroris. “Kalau bicara soal rawan, hampir semua daerah di negeri kita ini rawan. Tapi kalau Temanggung disebut sebagai daerah rawan teroris, itu enggak benar,” tandasnya.


Mau Hindari A-H1N1? Minum Wiski!! ….Hah?

7 Agustus 2009

0846547pKOMPAS.com — Para penggemar sepak bola Rusia diberi tahu untuk minum wiski banyak-banyak dalam perjalanan mereka ke Wales bulan depan untuk mencegah tertular virus flu A-H1N1. Demikian diungkapkan juru bicara Asosiasi Penggemar Sepak bola Rusia (VOB) di Moskwa, Senin (3/8).

”Kami meminta para pendukung meminum banyak wiski sebagai pencegahan. Wiski dapat menyembuhkan segala gejala penyakit,” ujar kepala VOB Alexander Shprygin.

Menteri Kesehatan Rusia telah mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk tidak pergi ke Inggris karena merebaknya flu A-H1N1. Akan tetapi, Shprygin menyatakan, dia berharap setidaknya beberapa ratus pendukung kesebelasan sepak bola Rusia dapat berangkat ke Wales pada 9 September.

”Petugas kesehatan mengatakan, virus ini sangat berbahaya. Sebagai penggemar, saya dapat mengatakan bahwa untuk seorang pendukung fanatik, tidak ada yang lebih penting dari kesejahteraan tim yang didukungnya,” ujar Shprygin.

Asosiasi Sepak Bola Rusia juga menyatakan, isu kesehatan seharusnya tidak mencegah para pendukung sepak bola untuk pergi mendukung timnya. ”Kami tidak ingin tim kami bertanding tanpa dukungan dalam pertandingan penting seperti di Wales itu. Karena itu, kami menyarankan para pendukung pergi ke Wales walaupun ada peringatan mengenai kesehatan,” ujar juru bicara Asosiasi Sepak Bola Rusia.

Jerman memimpin grup empat Eropa dengan mengumpulkan 16 poin dari enam pertandingan, hanya selisih satu dari Rusia dengan Wales pada tempat keempat dengan sembilan poin dari tujuh pertandingan


Edan Bocah Minum Bensin Agar Jadi Jagoan

7 Agustus 2009

122714pSICHUAN, KOMPAS.com – Seorang bocah laki-laki berusia 14 tahun telah minum bensin selama lima tahun agar memperoleh kekuatan super seperti idolanya Bumble Bee atau Optimus Prime, dalam film Transformer, demikian dilaporankan West China Metropolis Daily, yang berusat di Sichuan, Sabtu (1/8).

Anak laki-laki, yang tinggal di kota Yibin, provinsi Sichuan. China Barat-daya ini ketagihan minum bensin setelah menyaksikan serial animasi TV tersebut. Ia mulai meminum bensin, sambil membayangkan dirinya bisa memnjadi jagoan dan memiliki kekuatan super nan gagah berani seperti Optimus Prime.

“Rupanya, anak saya telah mulai minum bensin kira-kira lima tahun lalu. Saat itu, kami mendapati mulut dan badannya berbau bahan bakar dan korek api,” katanya ayahnya kepada surat kabar itu.

Ibu bocah laki-laki tersebut memiliki kios makanan, dan menjual barang-barang seperti korek api. Ibunya baru sadar, karena pada 2004, seringkali beberapa korek apinya hilang. Ruapanya, anaknya yang mencuri semua barang itu untuk dicampur dengan bensin.

Mengetahui kelakukan anaknya, kedua orangtuanya berusaha berbicara dan menghentikan kebiasa buruk anak tersebut. “Tetapi setelah itu, kami mendapati bensin motor kami selalu berkurang. Dan suatu hari ketika kami mendapati anak kami telah minum setengah botol bensin yang dicuri dari sepeda motor. Tentu saja kami sangat terkejut hingga tak dapat berbuat apa-apa,” kata sang ayah.

Untuk mencegah kelakukan anaknya, mereka mengunci tangki bensin dan menyembunyikan motor mereka. Tapi, lagi-lagi upaya ini gagal, karena anaknya mulai mencuri bensin tetangga dan meminumnya, sebanyak dua hingga tiga botol.

“Sejak putra kami mencuri bensin, IQ-nya telah merosot tajam dan sekarang ia tak dapat menyelesaikan hitungan tambah-dan-kurang yang sederhana,” kata sang ayah.


4 Agustus 2009

2156264pMbah Surip, penyanyi fenomenal yang mendadak terkenal karena lagu “Tak Gendong” itu meninggal dunia hari Selasa (4/8) ini pukul 10.30. Beberapa kenangan atas penyanyi berambut gimbal itu dituliskan oleh wartawan Kompas.com, Jodhi Yudhono. Inilah salah satunya:

KEMBALI saya “kehilangan” kawan. Jika dulu saya “kehilangan” seorang kawan bernama Iwan Fals, maka kini saya harus ikhlas “kehilangan” Mbah Surip. Hilangnya kedua kawan itu saya kira sama musababnya: popularitas. Makhluk bernama popularitas itu begitu teganya merenggut kawan-kawan saya satu demi satu. Tentu, bukan kepopuleran semata yang membawa pergi kawan-kawan saya. Sekumpulan manusia bernama manajemen artis yang berada di belakang kepopuleran mereka itulah yang menurut saya menjadi pangkal hilangnya kawan-kawan saya.

Atas nama profesionalitas, atas nama perlindungan terhadap artis, dan entah atas nama apalagi, manajemen artis yang mengurusi kedua kawan di atas telah menjauhkan mereka dari saya sebagai seorang kawan ngobrol yang mengasyikkan.

Bersama Iwan saya pernah melewati malam-malam Kota Jakarta, bikin lagu bersama, ngomong ngalor ngidul soal apa saja di sembarang tempat. Pun begitu dengan Mbah Surip. Entah telah berapa malam pernah saya lewati bersama Simbah berambut gimbal itu di Bulungan, Jakarta Selatan, sambil nyruput kopi, nyanyi bersama, ngobrol hal yang aneh-aneh, bercerita tentang wanita pujaan…. Dan jika ia tak tampak di Bulungan, saya tinggal menelepon dia. Jika tak jauh jaraknya dari Bulungan, Mbah Surip dengan ringan hati segera muncul menemui saya sambil berucap: I love full… he-he-he….

Tapi sejak lagu “Tak Gendong ke Mana-mana” meledak, saya kehilangan jejaknya. Pernah sekali saya telepon, dengan tergesa-gesa dia menjawab, “Aku mau naik panggung, wis yo…” Setelah itu, tiap kali ditelepon, tak pernah lagi ia mengangkatnya.

Neng endi kowe Mbah?

Saya kini cuma bisa memandang Mbah Surip yang muncul di hampir semua stasiun televisi. Sekali pernah saya melihat Simbah sedang berkendara mobil baru, lalu di lain waktu dia sedang berada di rumah dan kantor barunya, waktu lainnya dia sedang memberikan statement, lantas di media saya baca berita lagu Simbah telah menghasilkan Rp 4,5 M lewat RBT. Wah… luar biasa.

Meski “kehilangan” dirimu Mbah, sungguh aku tetep senang. Itu artinya sampean tak lagi kepanasan dan kehujanan, seperti waktu kamu menyusuri jalanan Ibu Kota dengan sepeda motormu yang kau kasih nama Harley Davidchiang itu. Dan tidurmu boleh jadi kini lebih tertib lantaran ada rumah yang siap menaungi, tak seperti dulu saat kamu tidur di sembarang tempat di Bulungan. Inget enggak Mbah, waktu itu bukan cuma nyamuk yang membikin tidurmu tak nyaman, tapi juga berebut dengan kawan-kawan untuk mendapatkan tempat tidur yang nyaman.

Aku ikut seneng Mbah, sungguh. Pernah pula aku dengar belakangan kamu juga rajin berbagi rezeki kepada kawan-kawan di Bulungan jika kau pergi ke sana. Bagus itu Mbah, itu pertanda hatimu tetap baik, pun ekspresimu yang tetap biasa-biasa saja saban kali muncul di televisi.

O ya Mbah, gimana dengan Sarinah? Pacarmu yang lulusan SD itu loh…. Ha-ha-ha… lulusan SD di tahun 45 itu loh? Moga-moga kamu tetap setia kepadanya meski wanita-wanita cantik mengitarimu kini.

Tahu enggak Mbah, tiap kali kamu ngga ngangkat telepon jika kuhubungi, aku cuma bisa menghibur diriku sendiri… ini pasti Mbah Surip sedang sibuk, sedang konser, syuting, promosi album….

Tapi aku yakin, Mbah, nanti kalau kamu sudah lega, tentulah kita akan bersama lagi. Ngobrol tentang kopi, rokok, wanita, setan, dan… helikopter yang mau kamu bagikan satu-satu kepada seluruh rakyat Indonesia jika kamu berhasil jadi orang yang amat sangat kaya.

Wis yo Mbah, aku mau tidur… besok setelah bangun, gosok gigi dan senam pagi, ya tidur lagi… he-he-he…. I love full Mbah!

Catatan redaksi: Belum sempat Jodhi bertemu kembali dengan Mbah Surip, penyanyi itu telah menghadap Tuhan hari ini.


Tamparan Orangtua, Tindak Kriminal atau Bukan?

1 Agustus 2009

214852pWELLINGTON, KOMPAS.com — Warga Selandia Baru sedang memilih apakah tamparan orangtua terhadap anak-anak merupakan tindakan kriminal atau bukan. Undang-Undang (UU) yang dikenal sebagai UU antitamparan diluncurkan tahun 2007 dan langsung membuat warga negeri kiwi itu terbelah dua. Pro kontra yang terus berlanjut kemudian memunculkan gagasan untuk menyelenggarakan referendum.

BBC, Jumat (31/7), melaporkan, pertanyaan dalam referendum berbunyi: “Apakah sebuah tamparan yang merupakan suatu bentuk koreksi orangtua menjadi tindakan kriminal di Selandia Baru?”

Para pendukung mengatakan, UU tersebut memberi anak-anak hak yang sama dengan orang dewasa. Namun, para penentang berpendapat, UU itu mengkriminalisasi orangtua. Pengumpulan suara tentang hal itu akan berlangsung hingga 21 Agustus.

Namun, hasil referendum tidak akan mengikat pemerintah. Tujuan dari UU antitamparan adalah untuk menghentikan penggunaan alasan ‘disiplin orangtua’ sebagai pembelaan untuk tindak kekerasan terhadap anak. Gerakan itu dilihat banyak orang sebagai langkah penting dalam memerangi tingkat kejahatan dan pembunuhan terhadap anak yang tergolong tinggi di Selandia Baru.

Orang-orang yang menentang mencemaskan UU itu akan menyebabkan keluarga yang baik-baik jadi korban dari investigasi tidak berdasar, bahkan penuntutan polisi serta lembaga-lembaga perlindungan anak pemerintah. Dikatakan pula, UU itu hanya akan menghambur-hamburkan anggaran untuk meneliti kasus-kasus yang tidak perlu.

Sementara para pendukung mengatakan, bayi dan anak-anak punya perlindungan hukum yang sama terhadap berbagai tindak kekerasan dari orang dewasa. Mereka menegaskan, bersikap positif, tanpa kekerasan dan mengemong, lebih efektif daripada hukuman, dan akan punya dampak jangka panjang yang bagus untuk anak-anak dan masyarakat.

Pertanyaan membingungkan

Para pengeritik menilai, referendum itu sendiri membingungkan dan Perdana Menteri John Key menyampaikan pesan yang ambigu. Namun, pemerintah yakin, UU itu akan berjalan baik dan polisi hanya menangani kasus-kasus yang serius.

Polisi New Zealand telah meninjau kasus tamparan sejak UU itu lahir tahun 2007. Dilaporkan, polisi hanya menginvestigasi 13 kasus sejak Maret 2007 hinggga April 2008 dan tidak satu penuntutan pun dilakukan. Para pendukung mengatakan, angka-angka itu menunjukkan bahwa UU itu tidak membuat kriminalisasi massal terhadap orangtua.


Jambik, Bocah Raksasa dari Rusia

29 Juli 2009

1127477pDengan tinggi 158 cm dan berat 146 kg, Dzhambik Khatokhov bisa mewujudkan cita-citanya sebagai pegulat Olimpiade mewakili negaranya, Rusia. Tetapi bocah sembilan tahun ini tak pelak memicu kontroversi.

Dengan postur seperti itu, Jambik (demikian panggilannya) bisa menjadi bocah tergemuk di dunia dan ia pun semakin ngetop di lingkungannya. Tetapi dokter menjadi miris karena Jambik terlalu gemuk dan itu mengancam kesehatan berikut nyawanya.

“Dia terus tumbuh, ke atas dan ke samping. Apa yang bisa saya perbuat? Karena memang beginilah dia, sebagaimana diciptakan Tuhan,” kata Nelya (42), ibu Jambik kepada The Sun, Minggu (19/7).

Agar gampang membayangkan betapa berat Jambik, bocah ini kira-kira sama dengan berat empat sampai lima teman sekelasnya. Ukuran sepatunya 8 atau sama dengan 38 di Indonesia. Meski lahir dengan ukuran normal, saat berusia setahun, beratnya sudah mencapai 13 kg.

Soal kekuatan, jangan pernah meragukan Jambik. Pada usia 3 tahun, ia sudah bisa mengangkat beban seberat 15 kg. “Dia sudah bisa mengangkat batu-batu besar dan ember berisi air,” kata Nelya.

Karena itu, agar barang-barang di rumah tidak rusak, harus ada modifikasi. Misalnya kursi dan sofa harus dibuat dari kayu dan desain khusus agar tidak patah bila diduduki Jambik. Begitu juga sepeda dan benda-benda beroda lain, harus ada penyesuaian.

Ketika ditanya apakah dia ingin kurus, Jambik agak ragu-ragu. ”Tidak tahu. Eh.. tidak, saya senang seperti ini,” katanya.

Jambik punya dua kakak laki-laki yang ukurannya biasa-biasa saja, bahkan cenderung kurus, yaitu Rezvan (21) dan Mukhamed (17). Nelya bercerai dari suaminya ketika mengandung Jambik. “Jambik sangat mudah dilahirkan, lebih gampang dari kedua kakaknya,” kata Nelya yang berprofesi sebagai perawat.

Kondisi ini menarik perhatian dokter Inggris, Ian Campbell, yang kemudian menghabiskan waktu sepekan untuk meneliti Jambik dan keluarganya dua tahun lalu. Menurut Campbell, kondisi kesehatan Jambik mengerikan. “Bobot seberat itu berarti risiko terserang diabetes, penyakit jantung, dan kanker sangat besar. Dengan seberat itu waktu muda, tentu harapan hidupnya sangat berkurang,” kata Campbell.